Sabtu, 26 Mei 2012
Tual, 22 Mei 2012
Relawan Sejati dari Kelurahan Masrum
Oleh:
Ivana N. Rettob, ST.
Faskel Teknik
Tim X Kecamatan Tayando Tam
Kota Tual
OSP 9 Maluku
PNPM Mandiri Perkotaan
Penanggulangan kemiskinan seharusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab Negara, individu, kelompok masyarakat, organisasi ataupun tokoh-tokoh tertentu. Jika disadari, masalah kemiskinan menjadi tanggung jawab semua pihak. Kemiskinan akan terselesaikan secara perlahan jika setiap dari kita mempunyai kesadaran dan mau berubah menjadi lebih baik, dan kesadaran itu harus dimulai dari diri kita sendiri.
Proses kesadaran ini rupanya dialami oleh sosok seorang relawan sejati di Kelurahan Masrum, Kota Tual, Djuma Kabalmay. Bapak Djuma, begitu panggilan akrab laki-laki yang lahir di Desa Yamtel, Kecamatan Tayando Tam, Kota Tual pada 15 Juli 1956 ini.
Djuma Kabalmay bersama Keluarga. Dari diri sendiri
kemudian memboyong keluarga menjadi relawan sejati
Penulis (Ivana, Faskel Teknik) bersama
Djuma Kabalmay dan keluarga
Keterlibatan Bapak Djuma pada Program PNPM Mandiri Perkotaan berawal dari keikutsertaan beliau pada Sosialisasi Awal Program di Keluarahan Masrum, pada Juli 2009. Ketulusan yang lahir dari hatinya, sejak mengikuti tahap demi tahap sosialisasi, akhirnya melahirkan sikap peduli dan kritis bahwa pada dasarnya memerangi kemiskinan bukan sebuah hal yang tidak mungkin terjadi, tapi akan dengan mudah jika dilakukan secara bersama-sama (partisipatif).
Kesadaran dan kepedulian ini bukan hanya ada pada Bapak Djuma. Beliau juga melibatkan seluruh keluarganya—istri, anak dan menantu. Semuanya diboyong untuk ikut serta dan terlibat menjadi relawan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Masrum.
Kesabaran dan ketulusan itu akhirnya perlahan melahirkan sebuah kepercayaan yang luar biasa dari warga sekitar terhadap bapak dari tiga anak ini. Sebagai tulang punggung keluarga, Bapak Djuma juga harus mencari nafkah untuk ketiga anaknya. Namun di tengah segala kesibukannya, beliau selalu berusaha sedapat mungkin hadir dalam pertemuan warga yang dilaksanakan di kelurahannya.
Beranjak dari kesadaran memecahkan masalah kemiskinan di Kelurahan Masrum, tepatnya di RT 01/01, yang akrab di telinga masyarakat Kota Tual dengan sebutan “Lorong 25” ini, masyarakat mulai melihat dan menyadari bahwa mereka memiliki begitu banyak masalah kemiskinan, mulai dari masalah air bersih (belum adanya sumber air yang layak), jalan yang selalu longsor (kondisi tanah di Masrum berkarakteristik tanah lempung), sanitasi, perumahan tidak layak huni dan masih banyak lagi.
Maka, mereka mulai bersama-sama bersepakat dan berusaha mencoba mencari jalan untuk menjawab kebutuhan mereka lewat pengusulan kegiatan-kegiatan kepada pihak LKM AIN Ni AIN (dalam Bahasa Kei/Maluku Tenggara berarti satu untuk semua) di Kelurahan Masrum, yang kemudian disetujui oleh LKM Ain Ni Ain.
Kesadaran kritis itu lahir dari kerja sama yang baik antara fasilitator, LKM, masyarakat, pemerintah setempat, dan tentunya pula dari seorang relawan yang mau melangkah mulai dari dirinya sendiri, kemudian keluarganya, dan tempat dimana dia tinggal.
Awal pemanfaatan BLM pada T.A. 2009 Bapak Djuma dipercayakan oleh masyarakat RT 01/01 untuk menjadi ketua KSM FATNIM (dalam Bahasa Kei/daerah Maluku Tenggara berarti bersama-sama), yang menangani pembangunan prasarana jalan rabat beton sepanjang 55 meter dan lebar 1,25 meter.
Pada Tahap II Bapak Djuma kembali dipercayakan menjadi ketua KSM Tu’a (Bahasa Kei/daerah Maluku Tenggara yang artinya nasihat/petuah) yang menangani pembangunan sarana air bersih dengan total dana Rp9,31 juta untuk 2 unit tempat penampungan air. Kepercayaan itu membuahkan hasil yang baik, berkat keuletan, kesabaran, dan proses tranparansi dan akuntabel yang dijunjungnya.
Tidak hanya cukup sampai di situ, pada T.A. 2010 Bapak Djuma kembali dipercaya oleh masyarakat Lorong 25 untuk menjadi ketua KSM FATNIM II, dengan kegiatan pembangunan sarana jalan rabat beton.
Satu hal menarik yang saya pelajari selaku Faskel Teknik saat mendampingi kelurahan tersebut, khususnya Lorong 25 ini, beranjak dari pengalaman tahun sebelumnya Bapak Djuma berusaha keras menjaga kepercayaan itu.
Kegiatan Sarana Air Bersih (pipanisasi, hidran umum dan profil tank T.A 2011)
KSM Fatnim II begitu profesional dalam mengatur organisasinya. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai kepada pertanggungjawabannya. Bapak Djuma menjalankan langkah demi langkah sesuai dengan prosedur program PNPM Mandiri Perkotaan yang sebenarnya. Setiap anggota KSM baik sekretaris, bendahara, pelaksana, dan lain-lain, semua menjalan tupoksi sesuai dengan perannya.
Bukan hanya dari segi tupoksi pengaturan struktur organisasi KSM yang Bapak Djuma ketuai, tapi juga dari segi pengawasan. Tiap proses pekerjaan, Bapak Djuma selalu mempunyai inisiatif untuk bertanya, memanggil UPL, BKM, dan Faskel guna melihat (menilai) bagaimana pekerjaan mereka. Apa yang kurang dan apa yang perlu diperbaiki.
Sampai kepada tahap pertanggungjawaban, Bapak Djuma mampu mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat di Lorong 25 ini dengan transparan, akuntabel—lewat papan kegiatan, LPD yang ditempel di papan informasi, dan LPJ. Dan, yang tidak kalah menariknya, yaitu mutu dan kualitas dari sarana jalan rabat beton itu. Jalan sepanjang 157 meter dan lebar 2,75 meter ini begitu kokoh dan rapi. Sampai-sampai, semua yang melihat jalan itu terkagum-kagum. Lihat saja saat proses pengerjaan pihak pemerintah kelurahan, Kepala PU kota Tual mengacungkan jempol melihat jalan begitu baik dapat terselesaikan, hanya dengan nilai BLM sebesar Rp47,38 juta ditambah swadaya sebesar Rp18.955.000.
Beranjak dari keberhasilan itu pada T.A. 2011 ini Bapak Djuma dipercayakan kembali untuk bertanggung jawab lagi mengolah KSM Melati dengan pekerjaan pipa dan hidran umum, yang disambungkan ke tempat-tempat penampungan air pada tahun anggaran sebelumnya.
Sebenarnya Bapak Djuma sudah menolak, dengan tujuan memberikan kesempatan pembelajaran kepada yang lain. Namun, masyarakat di Lorong 25 ini mungkin sudah jatuh hati dengan bapak bermatapencaharian pemotong daging—jika ada panggilan-panggilan hajatan; dan buruh kapal saat kapal penumpang masuk ke Kota Tual ini. Sampai-sampai mereka begitu tegas mempertahankan Bapak Djuma.
Setiap tahun dari pengalamannya Bapak Djuma belajar sesuatu dan kemudian diterapkan di tahun-tahun berikutnya. Jika dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sudah begitu baik, pada kegiatan T.A. 2011 ini Bapak Djuma mulai mencoba belajar dengan apa yang sering kita sebut Operasional dan Pemeliharaan (O&P). Saat pekerjaan ini pun saya ikut belajar, guna memantapkan kesanggupan Tim O&P, program kerjanya dan aturan-aturan mainnya.
Bapak Djuma selaku ketua KSM langsung turun tangan ke setiap penerima-penerima manfaat untuk mengadakan rapat pembentukan tim O&P ini dan menyepakati rencana-rencana kerjanya ke depan. Bukan hanya untuk kegiatan di T.A. 2011 ini, kegiatan-kegiatan sebelumnya juga ditinjau ulang rencana kerjanya dan disepakati lagi. Tidak heran bahwa beberapa ketua-ketua KSM dari kelurahan lain meminta pendapat dari Bapak Djuma Kabalmay.
Begitu banyak perubahan yang mampu Bapak Djuma lakukan dari proses pembelajarannya di Program PNPM Mandiri Perktoaan ini. Tidak akan menjadi hal yang sulit jika kita mau mulai dari diri kita sendiri. Bapak Djuma tidak pernah memprioritaskan kepentingannya sendiri, tapi selalu melihat kepentingan masyarakat miskin di sekitarnya.
Ingat sebuah kata bijak:
“Pemberian terbaik adalah pemberian yang berawal dari dirimu sendiri.
Mungkin inikah arti sebenarnya dari “Hidup Berkelimpahan?”
“Hidup dengan RASA CUKUP dan masih dapat MEMBERI BAGI ORANG LAIN”. (Maluku)
Editor: Meizal Latupono/Nina K. Wijaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Slamat buat Ivana... kita tunggu tulisan berikutnya salam
BalasHapus